- NECK-THRU
Gitar jenis ini memiliki body yang menyatu dan sejajar dengan neck, sehingga bagian wing body (bagian atas dan bawah body) tetap bisa dibuat dari jenis kayu lain. Keunggulan model gitar ini adalah suara yang dihasilkan lebih tebal, bulat, bening, dan tajam.ini dikarenakan suara yang di terima humbucker berputar di dalam bidang yang luas pada pori pori kayu body dan neck, sehingga sustain yang dihasilkan lebih panjang dan resonansinya tampak lebih baik.
Tampilkan postingan dengan label Music. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Music. Tampilkan semua postingan
Senin, 11 Juni 2012
Konstruksi Body dan Neck Gitar Elektrik
Gitar elektrik atau gitar listrik memiliki beberapa tipe/jenis
berdasarkan perbedaan konstruksi body dan necknya, antara lain system
neck-thru, bold-on, dan set-neck. Dari tiap jenis masing-masing memiliki
kelemahan dan kelebihan dan mempunyai karakter sustain tersendiri. Untuk mengetahuinya silahkan baca info berikut.
Cara memilih gitar yang tepat
1) BERAPA DANA YANG TERSEDIA?
Ada cerita, seorang murid gitar ingin membeli gitar agak bagusan, namun orang tuanya keberatan. "Ah, cuma gitar gitu aja ngapain mesti mahal-mahal." Jadinya si anak dapat gitar yang harganya ratusan ribu rupiah (padahal mereka sangat mampu membelikan yang lebih bagus). Ironisnya, si anak baru saja dibelikan ponsel seri terbaru. Harganya? Jutaan rupiah. Situasi seperti ini bisa terjadi di sekolah musik mana saja.
Kualitas gitar menjadi penting karena ia akan menjadi penentu kemampuan Anda, baik dari segi teknik ataupun musikalitas. Tentu saja, kita memang mesti sesuaikan dengan kebutuhan maupun kemampuan keuangan kita. Bila kita betul-betul pemula, tentu akan terasa berlebihan bila langsung membeli gitar yang harganya puluhan juta rupiah. Di sisi lain, jangan pula terlalu pelit. Anda tentu tak ingin merusak kepekaan jari, pendengaran, serta musikalitas Anda gara-gara memakai gitar murahan.
Tak bisa dipungkiri, di berbagai toko musik gitar bermerek Yamaha masih mendominasi terutama untuk tipe-tipe pemula yang diproduksi di Indonesia. Harganya berkisar ratusan ribu rupiah, tergantung tipenya. Bila Anda betul-betul pemula, disarankan untuk memilih gitar dari jenis ini. Tapi sebaiknya ambil tipe yang agak di atas, jangan yang terlalu bawah.
Bila Anda sudah berada di tingkat lanjut, apalagi mahir, tentu perlu gitar yang lebih serius. Toko-toko musik di kota-kota besar biasanya menyediakan gitar tipe-tipe menengah ini. Mereknya meliputi Yamaha, Prudencio, Aria, dan sebagainya. Harganya di atas dua juta hingga lima jutaan rupiah.
Ada cerita, seorang murid gitar ingin membeli gitar agak bagusan, namun orang tuanya keberatan. "Ah, cuma gitar gitu aja ngapain mesti mahal-mahal." Jadinya si anak dapat gitar yang harganya ratusan ribu rupiah (padahal mereka sangat mampu membelikan yang lebih bagus). Ironisnya, si anak baru saja dibelikan ponsel seri terbaru. Harganya? Jutaan rupiah. Situasi seperti ini bisa terjadi di sekolah musik mana saja.
Kualitas gitar menjadi penting karena ia akan menjadi penentu kemampuan Anda, baik dari segi teknik ataupun musikalitas. Tentu saja, kita memang mesti sesuaikan dengan kebutuhan maupun kemampuan keuangan kita. Bila kita betul-betul pemula, tentu akan terasa berlebihan bila langsung membeli gitar yang harganya puluhan juta rupiah. Di sisi lain, jangan pula terlalu pelit. Anda tentu tak ingin merusak kepekaan jari, pendengaran, serta musikalitas Anda gara-gara memakai gitar murahan.
Tak bisa dipungkiri, di berbagai toko musik gitar bermerek Yamaha masih mendominasi terutama untuk tipe-tipe pemula yang diproduksi di Indonesia. Harganya berkisar ratusan ribu rupiah, tergantung tipenya. Bila Anda betul-betul pemula, disarankan untuk memilih gitar dari jenis ini. Tapi sebaiknya ambil tipe yang agak di atas, jangan yang terlalu bawah.
Bila Anda sudah berada di tingkat lanjut, apalagi mahir, tentu perlu gitar yang lebih serius. Toko-toko musik di kota-kota besar biasanya menyediakan gitar tipe-tipe menengah ini. Mereknya meliputi Yamaha, Prudencio, Aria, dan sebagainya. Harganya di atas dua juta hingga lima jutaan rupiah.
Minggu, 15 Mei 2011
Evolution of electric guitar
A long and mighty history, owing itself to a lineage of equally mighty individuals, has brought the Electric Guitar out of the treetops of imagination and into the walking flesh of our lives. The Electric Guitar has survived and thrived through ongoing periods of natural selection, hybridism and fruitful bouts of geographical distribution; creating what we have today; seen as the pinnacle of modern technologies.
Now, let this humble story on the development of the Electric Guitar stand as testament to the true origin of our beloved instrument. May it ne’er find itself cast under the dross of stagnant history, may it ne’er cease to inspire. May we carry forth into the unseen future the continued growth of the wondrous and ever-evolving Electric Guitar.
Now, let this humble story on the development of the Electric Guitar stand as testament to the true origin of our beloved instrument. May it ne’er find itself cast under the dross of stagnant history, may it ne’er cease to inspire. May we carry forth into the unseen future the continued growth of the wondrous and ever-evolving Electric Guitar.
1931: The Rickenbacker “Frying Pan”
The “frying pan” was the first electric guitar ever produced. The instrument was created in 1931 by George Beauchamp, and subsequently manufactured by Rickenbacker Electro. The instrument earned its name because its shape resembles a frying pan: it has a flat, circular body, and the neck represents the “handle.” It was a lap steel guitar designed to cash in on the popularity of Hawaiian music during the 1930s. Beauchamp and machinist Adolph Rickenbacker began selling the Frying Pan in 1932; however, Beauchamp was not awarded a patent for his idea until 1937, a fact that allowed other guitar companies to produce electric guitars during the same period.Jumat, 29 April 2011
All About EVO "Steve Vai"
Body Front
Steve writes, "I think a lot of people believe that Evo has special modifications on it and is not similar to the production pieces you buy at retail. Actually it’s exactly the same as any production just beat up a lot more. Things like nuts, tail pieces, frets, tuning pegs, have changed due to being worn out but the guitar itself is intact." Steve will occasionally have to rewrite EVO on the body due to fading. Another view of Evo's re-written name, scars and dings. Also visible here is the bottom strap holder. Because of Steve's sometimes violent approach to playing, at one gig the strap locks actually pulled right out of the guitar. Wood fill was used to create stability and is anchored deep into the guitar. This poor guitar has gone through some serious beatings but Steve likes when his guitars look worn in and does not worry at all about getting scratches or dings. "They add character and tell stories." The tape on the body is used for Thomas (Steve's guitar tech) to identify the guitars when they are standing upright in his guitar rack. As detailed in the bottom strap lock picture, at one gig the strap locks actually pulled right out of the guitar. Wood fill was used to create stability and is anchored deep into the guitar. In this photo you can see where the wood was drilled out and filled. Evo travels almost everywhere with Steve, and her battle scars are a testament to a grueling schedule of constant touring, playing (and dropping.) More detail of Evo's injuries. Also note the crack in the body. More on that ahead...
Langganan:
Postingan (Atom)